Selasa, 12 Juli 2011

Relik Segumpal Daging

Segumpal daging busuk yang berpikir tentang cinta.
Adalah bias dan
metafora,
serupa jaring-jaring yang bertirai.
Jendela membuka pada waktu yang tidak pantas dinikmati,
ketika berkepompong
ketika bertudung
dan mendesah.

Sepotong daging yang membusuk
tidak pantas terkena terik matahari
sebab busuknya anyir
mencibir
nyinyir
seperti bibir

Memang belum waktunya,
ayam belum lagi singkapkan senja
masih terdengar di luar sana desah embun
marilah tengok,
dan lihat bagaimana ia serupa gejolak yang siap ditembakkan.

Gumpalan,
bergidik dengan anyir
nyinyir
mencibir
seperti bibir

bukakan pada liang yang mereka anggap berair,
lalu tunjukkan bahwa mereka terlalu melebihkan definisi.
Ayo berikan,
biarkan mereka genggam.
Biar puas
biar lemas
biar pulas

tidakkah kau takut gumpalan daging membusuk?

Ia mencercamu

Diam,
masih sunyi
sepi dari tulah bala tulah manu dan tulah-tulah lainnya.

Cepat bergetar,
memutar hingga menggelepar gelepar gelepar gelepar.
Kancingkan ikat bajumu.

Segumpal daging busuk
daging yang membusuk.
Ataukah yang dibuat busuk?

Enyahkan pikiran itu,
sekarang keluar
ambil panci dan baskom
ambil sekop dan linggis
mari memetik embun
legakan dahagamu busuk
legakan otakmu busuk
legakan kelaminmu busuk
legakan dagingmu busuk.
Atau memang sengaja dibuat busuk?

Kendorkan,
kesinikan bilah bambu itu
kita peram embun-embun kelabu
meniriskannya
membuatnya ungu biru dan malu-malu.
Ayo, jangan ragu-ragu.
Bawa sini daging busukmu
bawa sini otak busukmu
bawa sini kelamin busukmu.
Atau memang sengaja busuk olehmu?

Penyair adalah daging-daging yang busuk,
impresionis karna mabuk
ekspresionis karna buruk
realis karna sibuk
naturalis karna sok sibuk.

Bergegas,
tancap disini daging yang busuk.
Biar meluber
dan mereka tahu berurusan dengan siapa.
Lekaslah, hari telah subuh
jelinggat matamu jangan sampai tahu.

Daging segumpal bergumpal daging busuk membusuk menggumpal gumpal daging membusuk.
Atau memang sengaja dibuat busuk?

Sorak-sorai genderang perang siang terang sampai dini hari.
Dan masih gunakan otak meraba gelung-gelung yang tiada hentinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Lack of happiness