Selasa, 12 Juli 2011

PNS (Nasib Baik/Buruk ?)

Melongok pada mereka yang gagal, atau merasa gagal: setidaknya demikian, seperti menyaksikan sekumpulan bocah yang meraung karena tidak kebagian permen.
Mereka yang terduduk lesu, bermuka masam, dan sebagian terlihat menggerutu lebih tampak sebagai cacing kepanasan di siang itu.
Harapan telah pupus!
Bisa kau lihat, segerombolan pencari aman menjejaki lahan sempit BKD Lotim untuk mencari tahu kepastian akan nasib mereka. Kembali terbayang uang yang telah habis, tenaga yang telah diperas, dan di atas semua itu, kelelahan yang telah mengekor di kepala.
Indahnya berkhayal
indahnya pekerjaan
indahnya uang.
Mereka merangsek menuju sekumpulan papan yang tertancap di dinding. Sesekali tidak beraturan, karena setiap orang menjadi tidak ramah pada saat itu. Laki-laki yang berbadan besar seolah menguasai 1/5 jatah dari papan tersebut, sementara yang perempuan hanya bisa mendengus di samping atau di belakangnya. Bukan karena aroma laki-laki tersebut, tapi karena seluruh badannya menghalangi mereka untuk leluasa melihat ke arah papan pengumuman.
Matahari semakin meninggi, dan satu persatu mereka keluar dari kerumunan. Dengan tidak melihat pada ekspresi yang ditunjukkan, hembusan udara yang berat dari sebagian besar mereka memberikan jawaban sebenarnya.
Ya, harapan telah pupus (untukmu, untuk kalian yang menahbiskan sisa hidup kalian untuk satu-satunya gelar, PNS).
Aku menjauh, dan di seberang sana, sekuriti yang bertugas di pos jaga tampak tersenyum. Giginya berkilatan saat aku mendekat, dan dengan genggaman khas menyilahkanku untuk duduk bersamanya.
Kami berbincang tentang banyak hal, awalnya memang terkesan ngawur karena aku tidak tahu pasti topik apa yang hendak kubincangkan. Namun, keluguan lawan bicaraku ini membuatku memahami obrolan yang seharusnya.
Pertamanya, ia bertanya apakah aku termasuk salah satu dari gerombolan yang sekarang sedang berjejal di dinding pengumuman, dan kuiyakan. Lantas ia bertanya diplomatis:
"Hasilnya?"
Haha, dan aku hanya bisa tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Lack of happiness