Rabu, 06 Juli 2011

A Letter To Sun Dances

Kampung ini tidak lagi bebas polusi seperti dulu. Sekarang telah banyak sepeda motor, mobil, dan truk yang lalu-lalang setiap hari. Jumlahnya makin berlipat seiring dikenalnya nama kampung ini di koran, majalah, dan internet sebagai salah satu lokasi terpencil yang mampu memelopori kehadiran sekolah negeri di kampung setempat. Tengoklah, macam-macam jenisnya. Puluhan corong knalpot setiap harinya, dengan jutaan partikel karbonmonoksida dan timbal yang kita hirup.
Awalnya kepulanganmu adalah hal yang sangat aku harapkan. Sebagai seorang sarjana teknik lingkungan, kupikir kau punya alat atau media untuk membantu menurunkan tingkat polusi udara disini. Pastinya kau masih ingat, wajah kami begitu sumringah saat menjemputmu di bandara. Melihat pesawat berseliweran seperti itu saja, telah memberi sensasi luar biasa. Takjub bercampur heran. Bukan karena ukuran pesawat yang besar, atau ruang lobi dengan keramik dan eskalator. Tapi penampilanmu, itu yang sempat membuat pangling. Kupikir saat itu ada turis asing yang fasih berbahasa kita, dengan logat kita pula. Dengan dandanan a la harajuku, dilengkapi tindik di bibir dan kuping, selayaknya Nippon menghormatimu karena mengapresiasi trend fashion kontemporer mereka.
Satu bulan berlalu, dua bulan, tiga bulan, dan rasanya waktumu bersantai telah habis. Lantas aku dan teman-teman mulai memancingmu terkait dengan polusi di kampung ini. Kami menyadari bahwa benda-benda mati tidak memiliki kehendak berbuat jahat seperti yang telah diajarkan kakek. Karenanya, tidak kami salahkan mesin-mesin itu. Kami hanya kuatir anak-anak disini tidak akan bisa menikmati segarnya udara seperti kita. Kami ingin kau berikan solusi, dan akan kami dukung itu sesuai petunjukmu.
Adik, aku tidak bisa berkata apa-apa melihat raut kecewa di wajah teman-teman. Jawabanmu yang datar atas masalah yang telah kami diskusikan berbulan-bulan sungguh di luar dugaan. Kau mengecewakan kami, beserta para penari matahari yang tidak akan ada lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Lack of happiness