Mengingat semua yang meremukkan diri. Pada sendu ini, menyusun jejeran peluh yang basahi kening.
Akan kubawa genggam yang telah erat, meski kutahu waktu lemahkan jari-jari.
Akankah menyerah?
Atau selalu ada kata lain untuk kita yang mencari tempat berteduh?
Tubuhku adalah bilangan sempurna sebuah cacat, terekam geram dengan spektrum gelap. Telah bertahun cambuk-cambuk mengajari hidup. Dan belum sampai saat ini bersandar, sebab esok masih ada jejeran peluh yang harus kubasuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar