Di rebahan pohon,akar yang merunduk malu.
Hasrat luar biasa damai terpejam kita,
Tenggelam sangat dalam ucapan selamat tinggal,
yang redup,melompong kekosongan tanah yang padat.
Akunya,dua mata berbuih laksana genggaman yang erat.
Menyala seperti aroma sendu yang galau.
Ah maut,tidak bisa aku tertidur.
Jogja, Mei 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar