Selasa, 28 Juni 2011

SEKOLAH ITU PENTING

Aku terjaga oleh riuh rendah sekumpulan bocah di samping tembok kamarku. Samar-samar kupingku mendengar tingkah dan celoteh di antara mereka.
"Weekkk, tapi bapakku punya mobil. Aku sering diajak jalan-jalan." seru Noval, bocah yang berambut keriting.
"Lebih kaya aku. Aku punya rumah di mana-mana." tukas Mezi menimpali.
"Puih, itu rumah kakek nenekmu. Bukan rumahmu."
"Rumahku, aku sering tidur bersama mereka."
"Tapi tetap saja bukan rumahmu."
"Rumahku."
"Bukan."
"Woi, kalian berdua diam. Akulah yang paling kaya disini." kali ini giliran Reno yang berbicara.
"Bapakku ke Malesia, ibuku ke Saodi. Mereka akan buatkan aku rumah yang besaaar dikelilingi oleh sungai yang airnya sangat jernih." ujarnya mantap.
"Tetap aku yang paling kaya." seru Noval.
"Aku" giliran Mezi.
"Aku sih." jawab Reno dengan sengit.
Dan mereka terus saling menyombongkan keunggulan masing-masing. Mulai dari kekayaan terbanyak, baju terbagus, mobil-mobilan termahal, dan kembali lagi pada kekayaan terbanyak.
"Huh, kalian semua banyak omong." Kali ini Aldi yang sedari tadi terdiam, angkat bicara. "Katanya kaya, tapi tidak ada yang sekolah sepertiku. Bodo kalian semua." Lalu ia tertawa sekeras-kerasnya.
Hehe, aku tersenyum mendengar ucapannya. Ya, ia telah memberiku satu pencerahan pagi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Lack of happiness